blog sederhana yang dituliskan untuk kepentingan semua

[ Cerpen ] Jodoh Sekampung

Serial Kampung MyQ

Episode 1 : Jodoh Sekampung


Pak Idrus mondar-mandir di rumahnya. Mirip sekali setrikaan listrik. Bedanya, kalau setrikaan bisa menghaluskan karpet motif kembang-kembang yang menutupi sebagian lantai rumahnya tapi kalau Pak Idrus menjadikannya kian kucel. Ia pusing bukan hanya tujuh keliling memikirkan fenomena di kampung yang dipimpinnya. Satu tahun belakangan ini banyak sekali pemuda di kampungnya yang menikah dengan pemudi sekampungnya pula.

“Deuuh! Aing lieur pisan mikirin hal ini? Kumaha euy?! Kumaha?!” gerutu Pak Idrus sambil memukul-mukul benda-benda di sekitarnya dari gelas kopi, meja, sampai leptop yang selalu dibawanya kemanapun ia pergi namun sejurus kemudian diciuminya leptop tersebut. Lalu ia lanjutkan mondar-mandirnya. Ia menuju pintu gerbang rumahnya yang bercat biru, warna kesukaan fans PERSIB. Lalu ia duduk di kursi teras rumahnya sambil menggerutu tak jelas. Orang yang mendengar gerutuanya mungkin akan menyangka Kepala kampung Kampung Myq ini sedang berkumur-kumur. Sejenak kemudian ia kembali mondar-mandir.

“ Ade ape Pak Idrus, kok mondar-mandir? Kayak nungguin bini lahiran aje.”
Suara khas betawi menghentikan kemondar-mandiran Pak Idrus. Seorang tetangganya telah muncul di depan gerbang rumahnya. Babe Markonah.

“Begini, saya teh lieur mikirin warga kampung akhir-akhir ini.” Kata Pak idrus setelah mempersilahkan babe Markonah duduk.

“ Memangnye ade ape dengan warga kampung, pak?”

“Ente kan tau, setahun belakangan ini banyak pemuda kampung kita yang menikah dengan gadis sekampung. Malah ente sendiri juga nikah dengan gadis sebelah rumah. Rozz..”

“Trus kenape kalo menikah dengan sesame warga kampung MyQ?”

“Ya, artinya kampung kita ini tidak akan maju. Tidak ada perbaikan keturunan. Jadi sekampung keturunanya itu itu ajah, begitu-begituu aja, huh!”

“Dan itu mengesankan warga kampungkita enggak gaul.! Lanjut Pak idrus berapi-api.

“Pak Idrus, Aye mau bicara fakta aje nih ye. Aye menikah same gadis kampung MyQ tapi anak aye cantik bukan main. Dan sebelum aye nikah aye udeh nyari-nyari ke kampung sebelah, puluhan gadis hendak aye lamar tapi selalu gagal. Dan kenyataanye aye nemu jodoh aye di kampung MyQ. Intinye, keturunan baek atau enggak itu gimane biyangnye, Pak. Terus, yang namanye jodoh meneketehe ada di mane. Meski udeh mendaki gunung menyebrangi lautan tapi kalo emang jodohnye di depan hidung kita ye sama die kite bakal nikah.”

Pak idrus merenung demi mendengar penjelasan babe Markonah. Babe Markonah diam-diam menyambar pisang goreng yang baru saja dihidangan adik perempuan Pak Idrus.

“Saya akan membuat kebijakkan untuk kampung kita ini berkaitan dengan jodoh sekampung! “ Kata Pak Idrus dengan pasti layaknya mahasiswa sedang berorasi di Monas. Demi mendengar hal itu Babe Markonah tersedak pisang goreng.

“Mulai hari ini saya akan melarang pemuda warga kampung MyQ menikah dengan gadis sesama warga kampung MyQ!” Lanjut Pak Idrus lebih mantap. Babe Markonah tersedak untuk kesekian kalinya. Sebelum menghabiskan sepiring pisang goreng di piring coklat tersebut Hp nya berbunyi. Sayup-sayup terdengar suara istri babe Markonah dan bayi menangis. Sejurus kemudian lelaki kurus ini berpamitan kepada Pak Idrus tak lupa ia menyambar satu pisang goreng dan mewanti-wanti Pak Idrus agar membatalkan kebijakkan itu.

****

Keesokkan paginya warga MyQ dihebohkan dengan kabar kebijakkan baru yang akan diterapkan di kampungnya. Tiap sudut kampung tampak warga menggerombol. Kebanyakkan dari mereka para pemuda. Mereka mengungkapkan ketidaksetujuannya terhadap kebijakkan itu. Pemuda yang sudah mempunyai incaran gadis kampung MyQ paling terdengar suara ketidaksetujuannya.

“Kebijakkan yang tidak reasonable!” Kata seorang pemuda yang sering dipanggil Fera.

“Masa saya harus membatalkan lamaran saya terhadap calon saya gara-gara kebijakkan tidak masuk akal ini?!” Seorang pemuda warga pendatang baru yang notabene sudah melamar gadis kampung MyQ protes sambil membuka kedua telapak tangannya dan menggonjang-gonjangkannya di depan dadanya.

“ Wah, Pak Idrus kumaha , sih? Bikin kebijakkan aneh ginih.” Keluh seorang gadis yang bernama Icha di bawah pohon mahoni besar di pinggir jalan yang kemudian ditimpali beberapa gadis di depannya.

“ Izti, kumaha, nih?” Tanya Icha selanjutnya.

“Emm…..sebaiknya kita tanyakan dulu ke Pak Idrus, apa benar beliau akan menerapkan kebijakkan tersebut? Jangan-jangan itu hanya gosip.” Jawab Izti bijak.

“Kita akan mendatangi rumah Pak Idrus?” Tanya Putri.

“Ya iyalah, masa menanyakannya lewat surat.” Jawan Linda.

“Yey, kali aja hanya beberapa diantara kita saja yang mendatangi rumah Pak Idrus.” Balas Putri cemberut.
Icha meletakkan jari telunjuk di bibir demi meredam Linda dan Putri.

“Nha, andai Pak Idrus benar-benar akan menerapkan kebijakkan tersebut, apa tindakkan kita? Memprotes kan? Tapi bagaimana cara memprotesnya? Apa alasan kita? Ini harus dipikirkan dahulu.” Dayna memberi nasihat.

“ Yup, betul sekali! Maka sekarang mari kita susun rencana kita dan sebaiknya kita berkoordinasi dengan para pemuda.” Kata Linda menimpali. Kelompok gadis-gadis itu bersorak lalu mulai menyusun rencana.

****

Seusai sholat maghrib berjama’ah para warga kampung MyQ mendatangi rumah Pak Idrus. Juru bicara warga tersebut mengutarakan maksutnya. Pak Idrus senyum-senyum sambil manggut-manggut. Tiba-tiba dari dalam muncul Pak Iaf yang menjabat sebagai Super Kepala Kampung, sebuah jabatan di atas Kepala Kampung dan Pak Anis sebagai sesepuh kampung MyQ. Warga terbelalak demi melihat sosok yang kontras itu. Gemuk dan kurus. Pak Iaf tersenyum lalu duduk di samping Pak Idrus diikuti Pak Anis.

“Saudara-saudaraku, warga kampung MyQ.” Pak Idrus angakat suara. Diplomatis. “Awalnya saya memang akan menerapkan kebijakkan itu, saya sudah menyingung hal itu dengan Babe Markonah. Tentunya kalian mendengar hal ini dari beliau bukan?” Lanjut Pak Idrus. Semua mata mengarah ke arah Babe Markonah seolah meminta pertanggungjawaban. Muka Babe Markonah memerah. Malu.

“Memang saya menginformasikan hal tersebut ke Babe Markonah jadi Babe Markonah tidak termasuk menyebar gosip.” Kata Pak Idrus segera sebelum Babe Markonah kian malu karena dituduh biang gosip. Tampak Babe Markonah tersenyum mendengar pembelaan Pak Idrus.

“Lalu saya mendiskusikan fenomena jodoh sekampung di kampung kita tersebut kepada Bapak Iaf dan Pak Anis. Ternyata merekapun sangat tidak setuju dengan rencana kebijakkan saya tersebut. Bagimanapun jodoh itu urusan Allah jadi kalau memang Allah menghendaki seseorang berjodoh dengan warga sesama kampung ya meskipun kebijakkan ini saya terapkan tetap saja mereka akan menikah. Alasan yang saya pakai untuk menerapkan kebijakkan ini memang tidak masuk akal. Maka saya mohon maaf kepada warga kampung MyQ. “

Warga tampak lega. “Menikah dengan siapapun yang penting makan-makan, hehehe…” lanjt Pak Idrus yang disambut gelak tawa warga.

penulis :
Ayyash : ningsih : Moderator di Myquran forum
0 Komentar untuk "[ Cerpen ] Jodoh Sekampung"

Populer Pekan Ini