Dalam dunia ini kita tidak terlepas dari kehidupan bersosial atau berinteraksi dengan masyarakat, baik dari keluarga sendiri, saudara sejawat ataupun lingkungan luas.mungkin dalam berinteraksi itu ada kengangan indah atau prihal lain. Nah saat ini saya membahas tentang interaksi yang akhirnya menimbulkan fitnah. Abdullah Ibnu Khobbab Radliyallaahu 'anhu berkata: Aku mendengar ayahku berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Akan ada fitnah fitnah maka jadilah engkau hamba Allah yang terbunuh dan jadi pembunuh." Riwayat Ibnu Abu Khoisyamah dan Daruquthni.Memiliki keluarga yang didalamnya penuh dengan sakinah mawadah dan penuh rahmah adalah impian setiap insan muslim. Namun, sepenuhnya kita menyadari bahwa keluarga, anak-anak juga harta-harta yang kita miliki bisa menjadi fitnah dan ujian hidup.
Oleh karenanya, seorang hamba hendaknya tidak putus permohonannya setiap waktu pada Allah untuk senantiasa menjadikan keluarga, istri, suami ataupun anak-anak cucu keturunannya sebagai qurrata a’yun, penyejuk mata dan hati serta pembawa kebaikan dan manfaat
Hanya Allah tempat berlindung
Berlindung kepada Allah, terlebih di saat-saat ini, ketika fitnah banyak tersebar dan merajalela, merupakan cara tepat. Itu suatu keharusan dan merupakan hal yang amat penting. Karena dengan begitu kita bisa terbebas dari kejahatan fitnah-fitnah itu.
Dari jalan mana saja fitnah itu timbul atau muncul?
Fitnah Harta
Tak ubahnya fitnah istri dan anak, harta pun bisa menghancurkan jika tidak diiringi sikap amanah pemiliknya. Harta kekayaan yang seharusnya bisa mendatangkan kebaikan malah sebaliknya. Membuat pemiliknya menjadi tamak, loba dan kikir. Pelit dalam menyedekahkan karena takut berkurang.
Tapi anehnya sangat boros dan royal jika membelanjakan untuk hal-hal yang sia-sia dan tidak bermanfaat. Semisal untuk hura-hura dan berlebihan dalam soal makan dan gaya hidup. Harta juga bisa menjadi sengketa antar ahli waris karena saling ingin menguasai. Maka bisa dipastikan hubungan antar anggota keluarga akan hancur, kedengkian dan permusuhan tumbuh, bahkan bisa jadi pertumpahan darah.
Fitnah Tetangga/Teman
Sebagai makhluk sosial, di tempat keluarga kita tinggal tentunya kita hidup bertetangga. Namun ada saatnya kita temukan tetangga yang belum tentu baik perilakunya. Meski kita tak memusuhinya, kadang ada saja sikap mereka yang tak menyenangkan. Semisal senang menggunjing, mengadu domba dan mencampuri urusan orang lain. Kondisi yang tidak kondusif ini, juga bisa memberikan rasa tak nyaman. Bisa pula kita terpengaruh dengan perilakunya, karenanya sebisa mungkin kita harus menjaga jarak dengan mereka.
Pada akhirnya, mengingat banyak fitnah yang bisa saja terjadi dalam keluarga kita, tak hanya melulu tugas suami untuk menjaga dan menasihati anak, tapi menjaga keluarga dari setiap keburukan adalah tugas kita semua, dengan jalan saling menasihati dan mengingatkan. Semoga firman Allah dalam Al-Quran surat At-Tahrim ayat 6 (“Jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka”) bisa menjadi motivasi bagi kita untuk selalu menjaga keluarga kita, serta semoga Allah menjaga kita dari kejahatan fitnah besar dan kecil, baik saat hidup dan sesudah kita mati. Amiin. Wuallahu’alam
Referensi dari berbagai link
Dan
Mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada bulan Haram. Katakanlah: "Berperang dalam bulan itu adalah dosa besar; tetapi menghalangi (manusia) dari jalan Allah, kafir kepada Allah, (menghalangi masuk) Masjidilharam dan mengusir penduduknya dari sekitarnya, lebih besar (dosanya) di sisi Allah. Dan berbuat Fitnah lebih besar (dosanya) daripada membunuh. Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. Barang siapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya. ( Al Baqorah :217 )
Dan di antara manusia ada orang yang berkata: "Kami beriman kepada Allah", maka apabila ia disakiti (karena ia beriman) kepada Allah, ia menganggap Fitnah manusia itu sebagai azab Allah. Dan sungguh jika datang pertolongan dari Tuhanmu, mereka pasti akan berkata: "Sesungguhnya kami adalah besertamu." Bukankah Allah lebih mengetahui apa yang ada dalam dada semua manusia? ( Al-ankabuut:10)
Allah menguji hambaNya dengan menimpakan musibah sebagaimana seorang menguji kemurnian emas dengan api (pembakaran). Ada yang ke luar emas murni. Itulah yang dilindungi Allah dari keragu-raguan. Ada juga yang kurang dari itu (mutunya) dan itulah yang selalu ragu. Ada yang ke luar seperti emas hitam dan itu yang memang ditimpa fitnah (musibah). (HR. Ath-Thabrani)
Fera wijaya
28/1/2009
Oleh karenanya, seorang hamba hendaknya tidak putus permohonannya setiap waktu pada Allah untuk senantiasa menjadikan keluarga, istri, suami ataupun anak-anak cucu keturunannya sebagai qurrata a’yun, penyejuk mata dan hati serta pembawa kebaikan dan manfaat
Hanya Allah tempat berlindung
Berlindung kepada Allah, terlebih di saat-saat ini, ketika fitnah banyak tersebar dan merajalela, merupakan cara tepat. Itu suatu keharusan dan merupakan hal yang amat penting. Karena dengan begitu kita bisa terbebas dari kejahatan fitnah-fitnah itu.
Dari jalan mana saja fitnah itu timbul atau muncul?
Fitnah Harta
Tak ubahnya fitnah istri dan anak, harta pun bisa menghancurkan jika tidak diiringi sikap amanah pemiliknya. Harta kekayaan yang seharusnya bisa mendatangkan kebaikan malah sebaliknya. Membuat pemiliknya menjadi tamak, loba dan kikir. Pelit dalam menyedekahkan karena takut berkurang.
Tapi anehnya sangat boros dan royal jika membelanjakan untuk hal-hal yang sia-sia dan tidak bermanfaat. Semisal untuk hura-hura dan berlebihan dalam soal makan dan gaya hidup. Harta juga bisa menjadi sengketa antar ahli waris karena saling ingin menguasai. Maka bisa dipastikan hubungan antar anggota keluarga akan hancur, kedengkian dan permusuhan tumbuh, bahkan bisa jadi pertumpahan darah.
Fitnah Tetangga/Teman
Sebagai makhluk sosial, di tempat keluarga kita tinggal tentunya kita hidup bertetangga. Namun ada saatnya kita temukan tetangga yang belum tentu baik perilakunya. Meski kita tak memusuhinya, kadang ada saja sikap mereka yang tak menyenangkan. Semisal senang menggunjing, mengadu domba dan mencampuri urusan orang lain. Kondisi yang tidak kondusif ini, juga bisa memberikan rasa tak nyaman. Bisa pula kita terpengaruh dengan perilakunya, karenanya sebisa mungkin kita harus menjaga jarak dengan mereka.
Pada akhirnya, mengingat banyak fitnah yang bisa saja terjadi dalam keluarga kita, tak hanya melulu tugas suami untuk menjaga dan menasihati anak, tapi menjaga keluarga dari setiap keburukan adalah tugas kita semua, dengan jalan saling menasihati dan mengingatkan. Semoga firman Allah dalam Al-Quran surat At-Tahrim ayat 6 (“Jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka”) bisa menjadi motivasi bagi kita untuk selalu menjaga keluarga kita, serta semoga Allah menjaga kita dari kejahatan fitnah besar dan kecil, baik saat hidup dan sesudah kita mati. Amiin. Wuallahu’alam
Referensi dari berbagai link
Dan
Mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada bulan Haram. Katakanlah: "Berperang dalam bulan itu adalah dosa besar; tetapi menghalangi (manusia) dari jalan Allah, kafir kepada Allah, (menghalangi masuk) Masjidilharam dan mengusir penduduknya dari sekitarnya, lebih besar (dosanya) di sisi Allah. Dan berbuat Fitnah lebih besar (dosanya) daripada membunuh. Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. Barang siapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya. ( Al Baqorah :217 )
Dan di antara manusia ada orang yang berkata: "Kami beriman kepada Allah", maka apabila ia disakiti (karena ia beriman) kepada Allah, ia menganggap Fitnah manusia itu sebagai azab Allah. Dan sungguh jika datang pertolongan dari Tuhanmu, mereka pasti akan berkata: "Sesungguhnya kami adalah besertamu." Bukankah Allah lebih mengetahui apa yang ada dalam dada semua manusia? ( Al-ankabuut:10)
Allah menguji hambaNya dengan menimpakan musibah sebagaimana seorang menguji kemurnian emas dengan api (pembakaran). Ada yang ke luar emas murni. Itulah yang dilindungi Allah dari keragu-raguan. Ada juga yang kurang dari itu (mutunya) dan itulah yang selalu ragu. Ada yang ke luar seperti emas hitam dan itu yang memang ditimpa fitnah (musibah). (HR. Ath-Thabrani)
Fera wijaya
28/1/2009
Tag :
artike islami
0 Komentar untuk "Fitnah, sifat yang harus dihindari"